Selainitu kalian bisa mengaktifkan auto smart object photoshop dengan cara pilih menu Edit, kemudian pilih Preferences > General. Atau kalian bisa pencet Ctrl+K pada keyboard. Kemudian ceklist Always Create Smart Object when Placing. Dengan begini setiap kalian memasukkan gambar atau foto ke Photoshop, maka gambar atau foto tersebut akan Rekammedis harus disimpan di tempat yang aman untuk melindungi kerahasiaan. Dalam beberapa pengaturan perawatan kesehatan, teknisi rekam medis diperlukan untuk mentransfer catatan pasien ke dalam kode. Sistem ini umumnya menyederhanakan proses pengindeksan silang informasi tentang dokter, nama penyakit dan perawatan. _PENA_AJAIBKU_] Aku suka nge-blog karena membuat hatiku bahagia bisa berbagi pelajaran,ilmu,dan dll Gimana Sudah Cukup Jelas Apa Belum, Oo.. Iya Untuk Nama Yang Sebelah Kanan Itu Nama Asli Sedangkan Sebelah Kiri Itu Nama Peran Saat Di Mahabarata Diposting oleh Salsabila Innaya Maimunah di 18.25 Tidak ada komentar: CaraMenulis Alamat Untuk Pengiriman Internasional. Beberapa Aturan Menulis Alamat Internasional. Format Penulisan Alamat Internasional. Baris 1: Nama lengkap penerima. Baris 2: Nama jalan atau nomor P.O Box. Baris 3: Nama kota serta komponen utama alamat lainnya (seperti provinsi, negara bagian, dan kode pos) Sebuahnama pena bisa membangun citra, dengan sebuah nama pena tentu akan ada kesan tersendiri untuk pembaca. Lebih dari itu, jika kita ambil contoh di Kompasiana, pemilihan nama pena menjadi bagian dari sopan santun dan netiket berdunia maya. q9jVC. Coba lihat nama-nama pengarang buku. Lebih dari separuh nama itu palsu, alias tidak sesuai dengan KTP sang penulis. Nama palsu ini lebih akrab disebut nama pena, pseudonim, pen name Inggris, atau nom de plume Prancis. Mengapa banyak pengarang yang menggunakannya? Inilah beberapa alasannya 1. Nama Pena untuk Tampil Beda2. Nama Pena untuk Menghindari Konsekuensi3. Nama Pena untuk Menyamarkan Gender Pengarang4. Nama Pena untuk Memisahkan Antarkarya 1. Nama Pena untuk Tampil Beda Ini motivasi paling dasar atau paling dangkal?. Seperti petinju-petinju yang mengembel-embeli namanya dengan “Dobrak”, “Samson”, dan sebagainya agar menyeramkan bagi lawan-lawannya. Atau pelawak-pelawak semacam Bambang Gentolet, Budi Handuk, Hunter Parabola, dan lain-lain. Dapat pula ini diartikan sebagai motivasi marketing. Misalnya, nama asli dimodifikasi supaya lebih enak dibaca sehingga mudah dihafal, dibuat lebih nyentrik agar menonjol di rak-rak toko buku dan saat tampil di media-media. Atau orang itu ingin menyesuaikan segmen. Umpamanya, saya bernama Brahmanto, spesialisasi saya novel-novel islami. Masalahnya, mana pembaca percaya kualitas kesalehan novel saya kalau yang tertoreh di sampul adalah Brahmanto? Maka, saya utak-atik sedikit nama tersebut. Dan jadilah El-Barrahman T. 2. Nama Pena untuk Menghindari Konsekuensi Tidak jarang penulis dibunuh, dipenjara, atau harus mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan gara-gara tulisannya. Misalnya, seorang mantan intelijen yang hendak menceritakan korupsi di dinasnya. Meskipun jadinya karya fiksi, tetapi cukup beralasan bila ia ketakutan dan memilih memajang pseudonim saja. Jangankan intelijen, pernah ada pegawai negeri yang ketakutan menggunakan nama asli ketika menuliskan buku satir tentang kehidupan PNS. Takut dimutasi, takut dikucilkan rekan-rekannya, atau konsekuensi-konsekuensi lainnya. Menghindari pajak, bisa juga jadi motivasi mengubah nama pemberian orang tua. Contoh mudahnya begini. Dalam sekali periode pembayaran royalti, dari dua buku, Anda menghasilkan 26 juta. Maka berdasarkan UU PPh pasal 17, pajak yang harus Anda bayar untuk penghasilan 25-50 juta adalah 10%. Artinya Nah, kalau Anda pakai dua nama, katakanlah royalti kotor satunya Rp20 juta, dan satunya 6 juta. Maka dua-duanya masuk kategori penghasilan di bawah 25 juta, artinya hanya kena 5% menurut UU, sehingga buku pertama dipotong dan buku kedua Sama-sama menghasilkan 26 juta, tetapi jika di bawah satu nama satu Wajib Pajak, Anda harus membayar dua kali lipat! Eh, tetapi saya tidak sedang merekomendasikan Anda merekayasa pajak. 3. Nama Pena untuk Menyamarkan Gender Pengarang Terkadang, seorang penulis lebih didengarkan jika jenis kelaminnya dikesankan berbeda. Sebelum abad 20, karya pengarang wanita kurang dianggap serius. Akhirnya, banyak penulis perempuan berbakat yang menggunakan nama pena laki-laki. Bahkan hari ini pun, Joanne Rowling lebih suka menampilkan nama yang berkesan netral unisex, yaitu Rowling. Mengapa bukan Joanne R. saja? Saya tidak tahu. Sama tidak tahunya dengan mengapa seorang penulis teenlit yang prolifik memilih nama Luna Torashyngu. Saya yang terlanjur membayangkan kecantikannya sekaliber Luna Maya pun kecele begitu tahu ia ternyata cowok. 4. Nama Pena untuk Memisahkan Antarkarya Teman saya produktif menulis cerpen. Kualitasnya masuk standar sastra koran, sehingga kerap dimuat di beberapa harian. Namun, lama-lama redakturnya bosan juga, dan khawatir jangan-jangan ada pembaca yang menganggap surat kabar ini terlalu menganakemaskan teman saya. Syahdan, teman saya mengalah. Ia pun menulis dengan nama lain. Ini bukan masalah baginya, sebab ia mencari uang, bukan nama. Jadilah teman saya itu mengoleksi sederet nama pena yang tidak karu-karuan fiktifnya. Bila Anda merasa master dalam suatu bidang, bermain-main dan bereksperimen pasti terlintas di benak Anda. Barangkali untuk mengetes pasar. Atau demi memenuhi alter ego seperti yang dilakukan Stephen King. Tahukah Anda, King pernah menerbitkan empat novel di bawah nama Richard Bachman. Namun, kemudian Steve Brown memergokinya. Baru membaca dua halaman Thinner 1984, Brown langsung melihat kemiripan novel keempat Bachman itu dengan gaya menulis King. “Ini Stephen King sendiri atau seorang peniru terbaik di dunia,” batinnya kala itu. Penasaran, Brown pun menelusuri. Dan akhirnya mengirimi King hasil riset isengnya. Dua minggu kemudian, King sendiri yang menelepon kantor Brown. “Steve Brown? Ini Steve King. Baik, Anda tahu saya Bachman. Saya tahu saya Bachman. Mari bicara,” kata raja thriller itu. * * * Nama pena, atau nama panggung di dunia show biz sah-sah saja digunakan. Itu hak kita. Bagaimana dengan Anda? Pentingkah memiliki nama pena? Saya pribadi lebih suka menggunakan nama asli. Ada berbagai alasan, tetapi yang utama adalah agar branding-nya dapat sekali jalan, alias tidak seperti memulai dari nol lagi. Nama pena — juga dikenal sebagai nama samaran atau nom de plume — adalah nama palsu yang digunakan penulis untuk mengklaim kepengarangan karya tertentu, baik fiksi maupun nonfiksi. Ada banyak alasan mengapa seorang penulis dapat memilih untuk menggunakan nama pena, dan meskipun mereka digunakan untuk artikel yang diterbitkan, puisi, dan cerita pendek, penggunaan yang paling sering adalah dalam penulisan sastra seperti novel. Ada beberapa batasan pada pilihan nama pena, dan seorang penulis mungkin memiliki lebih dari satu yang dia gunakan pada satu waktu. Meskipun nama pena tidak dapat dilindungi hak cipta, nama selebriti dan orang terkenal sering kali memiliki bobot tambahan yang memungkinkan mereka untuk bermerek dagang, dan penggunaan nama ini sebagai nama pena beberapa alasan umum bahwa penulis di seluruh dunia selama berabad-abad telah memilih untuk menggunakan nama pena. Salah satu yang paling sering adalah subjek seksisme. Seorang wanita menulis di bidang atau cara yang sering dikunjungi oleh penulis laki-laki dapat memilih nama pena laki-laki, dan sebaliknya. Namun, terkadang gender hanya disamarkan dengan menggunakan inisial nama depan dan tengah, serta mengeja nama lain untuk menggunakan nama pena adalah ketika seorang penulis memutuskan untuk menulis sesuatu yang eksperimental. Penerbit mungkin tidak menerima karya tersebut jika berada di luar jangkauan normal penulis, yang mengakibatkan bentuk typecasting yang juga sering dialami oleh aktor terkenal. Nama pena melindungi penulis dari membatalkan perbandingan dan kritik terhadap karya baru. Bahkan Benjamin Franklin menggunakan nama pena Silence Dogood untuk menulis serangkaian surat yang diterbitkan di The New-England Courant, makalah saudaranya, karena tidak ada yang dia tulis pada usia 16 tahun yang pernah diterbitkan. Penulis Amerika Samuel Langhorne Clemens, paling dikenal sebagai Mark Twain, sebenarnya menggunakan sejumlah nama pena dalam karir menulisnya dalam berbagai fiktif juga digunakan untuk alasan yang jauh lebih biasa. Nama asli seorang penulis mungkin terdengar tidak pantas untuk jenis materi yang mereka tulis. Nama yang terlalu formal atau nama dengan konotasi yang jelas untuk maskulinitas atau feminitas yang kuat dapat menyesatkan jenis karya yang ingin dihasilkan oleh penulis. Novel khususnya sering dibeli berdasarkan setidaknya sebagian pada jenis gambar yang pembaca miliki di benak mereka tentang penulisnya, dan nama pena dipilih dengan sangat hati-hati untuk memproyeksikan nada yang tepat yang dicari penulis untuk pena yang terkenal terkadang menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan bagi penulis. Penulis tertentu telah menjadi terkenal dengan karya yang ditulis dengan nama asli mereka, ketika kemudian terungkap bahwa mereka memiliki kumpulan karya yang sama sekali berbeda dengan nama pena. Ketika nama pena dibuat, seringkali seluruh cerita belakang untuk kehidupan penulis imajiner ini juga harus dibuat untuk memuaskan penggemar yang penasaran. Ketika penggemar ini menemukan bahwa penulis di balik nama dan seluruh sejarahnya tidak benar-benar ada, hal itu dapat berdampak negatif pada citra penulis juga menggunakan nama pena dengan tujuan untuk tetap anonim. Ketika menulis adalah hobi dan karir utama mereka dipertaruhkan, penulis sering memilih untuk menggunakan nama pena. Seorang atlet atau walikota sebuah kota kecil, misalnya, mungkin akan terpengaruh jika orang lain tahu bahwa mereka secara teratur memproduksi novel horor gothic remaja atau kisah epik petualangan luak kartun. Ketika Joel Chandler Harris, seorang jurnalis Amerika abad ke-19, memutuskan untuk menulis cerita cerita rakyat yang berbasis di pedesaan Selatan, ia membuat karakter imajiner yang secara teratur akan mengunjungi korannya dan menceritakan kisahnya. Harris tahu dia tidak bisa menggunakan nama aslinya, jadi dia menciptakan nama yang kemudian menjadi ikon Amerika pada masa itu, Paman Remus, yang punya banyak cerita untuk diceritakan tentang makhluk hutan bernama Br’er Rabbit. Seorang penulis tentu saja mempunyai nama yang harus dipublikasikan sebagai penanda di sebuah karya tulisnya. Entah itu untuk keperluan pencantuman di cover buku, personal branding, atau bahkan sekadar nama samaran supaya lebih dikenal. Ada banyak alasan seorang penulis ingin memakai nama pena itu sendiri. Nama pena akan menjadi sebuah keunikan, atau bahkan ciri khas supaya lebih mudah dibedakan dengan penulis lain. Sesuai dengan namanya, terkadang nama pena ini bisa saja diambil menggunakan kata yang sangat jauh dari nama asli. Kalau kamu penulis pemula yang belum mempunyai nama pena, yuk tentukan sekarang juga dengan menerapkan kelima tips berikut!1. Tentukan nama pena yang mudah diingatilustrasi berpikir BurrowsNama pena tidak perlu panjang dan ribet. Hal ini supaya nama pena kamu lebih cepat diingat dan terdengar tidak asing di telinga pembaca. Apalagi jika kamu penulis baru yang memulai suatu karya sederhana. Hindari menggunakan kata asing yang sulit dimengerti, atau bahkan terlalu juga bisa menggunakan nama inisial yang dihubungkan dengan beberapa kegemaran. Tentukan saja nama penamu sesuai hobi, atau hal yang kamu senangi. Tentunya semua itu tergantung pada kreativitas masing-masing, ya. Memperbanyak riset juga bisa kamu coba untuk memperkaya kosa Pastikan Nama pena belum pernah digunakan penulis lainilustrasi membaca buku MunizNama pena bisa juga dijadikan sebagai suatu kode unik. Di mana, nama pena setiap penulis tidak ada yang sama. Hal ini bisa mengakibatkan multitafsir pada pembaca yang masih awam. Apalagi, jika nama pena yang kamu gunakan terinspirasi dari penulis lain, namun tetap memodifikasi sedikit beberapa hal di dalamnya. Gunakan karaktermu sendiri, carilah nama pena yang belum pernah ada sebelumnya. Kamu juga bisa memanfaatkan media sosial untuk memeriksa apakah pilihanmu sudah sesuai atau ada yang mengunakan. Harus teliti dan hati-hati, ya. Meskipun terkesan sepele, namun ini sangat penting untuk Sesuaikan nama pena yang relevan dengan karya tulisanmuilustrasi menulis Barboza Ada banyak jenis tulisan yang sudah beredar. Mulai karya fiksi maupun non-fiksi. Saat memilih nama pena yang sesuai, tentu saja kamu harus mengenali dirimu sendiri lebih dahulu. Kira-kira genre apa yang paling menonjol dan kamu kuasai. Jangan asal-asalan, ya. Karena nantinya, nama pena ini sangat mempengaruhi daya tarik pembaca. Sudah dipastikan jika pembaca ingin membaca suatu karya, pasti akan diperhatikan siapa penulisnya terlebih dahulu. Tidak ada salahnya menggunakan nama pena, asalkan harus tepat penggunaan dan sasarannya! Baca Juga 7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jerman 4. Jangan lupa memilih nama pena yang mengandung maknailustrasi berdoa ForeBetapa berartinya sebuah nama, sampai sangat perlu untuk memilah nama yang paling berarti. Nama pena itu sendiri juga bisa kamu jadikan sebuah doa. Kamu boleh mengambil dari beberapa bahasa, dengan makna yang kamu ketahui. Penggunaan kata asing itu sendiri juga bisa kamu sesuaikan. Beberapa pilihan bisa kamu coba dengan bahasa Indonesia, bahasa Sanskerta, atau bahkan bahasa Arab sekalipun. Karena sebuah doa dan harapan, adalah langkah awal untuk mencapai tujuan yang kamu maksud. Mungkin saja, pemilihan nama pena adalah langkah awal dari Gunakan diksi yang unik, namun tidak berlebihanilustrasi membawa buku DezielDiksi adalah pilihan kata yang kamu bisa gunakan sesuai kebutuhan. Ada banyak diksi yang unik dan menarik, juga mengandung makna. Namun, kamu harus lebih berhati-hati sebelum menggunakannya. Jangan menggunakan diksi yang terlalu rumit sehingga sulit untuk dimengerti. Ada banyak diksi sederhana yang bisa kamu coba dan juga bisa memberikan imbuhan lain untuk mempermanis nama pena. Selanjutnya, untuk panjang nama pena juga harus sesuai. Kamu bisa menyusun nama pena dari satu sampai tiga kata. Jangan terlalu panjang, ya! Memilih dan menyusun nama pena memang tidak terlalu mudah. Apalagi, nantinya ini akan kamu gunakan untuk jangka panjang. Sama seperti nama asli, nama pena adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap penulis. Meskipun ada beberapa penulis yang lebih percaya diri dengan nama aslinya sendiri. Bagi kamu yang mempunyai nama asli dengan kesamaan banyak orang, mungkin nama pena bisa kamu jadikan alternatif pilihan. Jadi, apa nama pena kamu saat ini? Baca Juga 10 Nama-nama Buah dalam Bahasa Hindi, Yuk Pelajari! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. . RM 0008-20 Oleh Cahyadi Takariawan Anda kenal Asmarani Rosalba? Mungkin hanya sedikit yang mengenal. Anda kenal Etty Hadiwati Arief? Tidak banyak yang mengenal. Anda mengenal Heri Hendrayana Harris? Tidak juga kan… Anda kenal Ari Wulandari? Banyak yang tidak kenal. Anda kenal Darwis? Ini bukan yang tetangga anda itu. Anda kenal Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun? Hah, siapa itu? Namun sebagian besar anda akan mengenal mereka dengan baik, ketika saya sebut nama pena yang mereka gunakan dalam dunia literasi. Asma Nadia adalah Asmarani Rosalba. Pipiet Senja adalah Etty Hadiwati Arief. Gol A Gong adalah Heri Hendrayana Harris. Kinoysan adalah Ari Wulandari. Tere Liye adalah Darwis. Andrea Hirata adalah Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. Nah, jadi kemana nama asli mereka? Tidak penting, karena masing-masing orang memiliki tujuan dan alasan. Itulah yang disebut sebagai nama pena. Istilah nama pena, mirip dengan nama panggung, yaitu nama yang digunakan oleh seseorang untuk tampil di panggung tulisan, panggung film, panggung hiburan, serta panggung-panggung lainnya. Mengapa menggunakan nama pena dalam tulisan? Para penulis memiliki alasan dan tujuan yang berbeda-beda untuk pertanyaan ini. Semua alasan dan semua tujuan tersebut pada dasarnya sah saja, sepanjang tetap bertanggung jawab dan bermoral. Menggunakan nama asli atau nama pena dalam tulisan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka kembalikan saja kepada tujuan dan alasan, mengapa menggunakan nama pena? Oleh karena itu, saya merasa tidak perlu untuk menguraikan alasan dan tujuan, karena itu kembali kepada masing-masing diri penulis. Saya lebih cenderung untuk memberikan catatan tentang rambu-rambu dalam pembuatan dan penggunaan nama pena. Kendati membuat nama pena itu sah, boleh, dan bebas saja, akan tetapi tetap harus memperhatikan aspek kepatutan. Ini yang maksud sebagai bertanggung jawab dan bermoral. Berikut ini beberapa rambu, jika anda ingin membuat dan menggunakan nama pena dalam tulisan. Pertama, nama pena memiliki makna yang baik dan positif Hendaknya nama pena memiliki makna yang baik dan positif. Jangan membuat nama pena yang berisi hal yang buruk dan negatif. Bagaimanapun, nama mencerminkan siapa diri anda dan apa yang anda inginkan. Jika anda rajin berselancar di dunia maya, anda akan menemukan nama pena Dasar Bego yang memiliki akun di sebuah web terbuka. Contoh nama pena ini sangat buruk dan negatif. Jika ada orang yang menggunakan nama pena Ciloko atau Jahannam, maka itu mencerminkan siapa dirinya dan apa yang diinginkannya. Hindarilah nama pena yang bermakna buruk dan negatif seperti itu. Kedua, nama pena tidak melanggar kepatutan Hendaknya nama pena tidak melanggar asas kepatutan. Bangsa Indonesia terkenal sangat religius, maka jangan membuat nama yang bisa menyinggung perasaan kesopanan ataupun memasuki wilayah Sara. Di sebuah web terbuka, ada akun dengan nama Papua Israel. Nama ini memasuki wilayah Sara, karena Papua adalah Indonesia, dan Israel adalah agresor yang menghancurkan bangsa Palestina. Nama Papua Israel cenderung melanggar kepatutan bagi bangsa Indonesia. Gunakan nama pena yang patut, sopan, dan menjauhi nama-nama yang tidak etis serta sarkasme. Ketiga, tidak menyusahkan pembaca Nama pena hendaknya tidak membuat pembaca susah untuk menyebut dan berkomunikasi dengan anda. Misalnya, nama pena Dasar Bego, bagaimana pembaca menyapa dirinya di web? Atau nama Jahannam, bagaimana pembaca akan menyapa? “Tulisan kamu ngawur banget, Dasar Bego.” “Tulisan kamu keren banget, Jahannam….” Pasti pembaca tidak nyaman menyapa dengan cara seperti itu. Keempat, nama pena tidak digunakan untuk tujuan negatif Kalaupun anda membuat dan menggunakan nama pena dalam tulisan, jangan untuk tujuan yang negatif. Misalnya karena ingin melakukan penipuan, pemalsuan, pemerasan, serta berbagai macam jenis kejahatan lainnya. Nama pena untuk melindungi dan menutup jejak, agar tidak ketahuan siapa jati dirinya. Menggunakan nama pena untuk tujuan negatif, artinya sudah punya modus jahat sejak awalnya. Ini bertentangan dengan teori menulis yang saya kembangkan. Menulis itu untuk berbagai tujuan positif, konstruktif, kontributif. Kelima, nama pena tidak digunakan untuk melarikan diri dari tanggung jawab Nama pena jangan digunakan untuk melarikan diri dari tanggung jawab. Misalnya, menulis dengan menggunakan nama pena karena menggunakan data palsu dalam artikel yang dibuat, atau menjiplak karya orang lain untuk kepentingan praktis, atau menulis berita palsu serta analisa yang bertujuan untuk menyesatkan opini publik, atau mengkritik pihak-pihak secara tajam namun tidak mau bertanggung jawab. Dalam konteks contoh yang saya sebutkan di atas, terdapat modus yang tidak bertanggung jawab dari awal. Menulis harus bertanggung jawab. Kita sedang belajar menulis untuk tujuan membangun pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Maka bertanggung jawablah. Jangan bersembunyi di balik nama pena. Keenam, enak didengar, mudah diingat, dan marketable Jika nama pena digunakan dalam rangka untuk tujuan branding, maka harus enak didengar, mudah diingat dan marketable. Asma Nadia adalah nama yang enak didengar, mudah diingat dan marketable. Remy Sylado, Tere Liye, Kinoysan, juga enak didengar, mudah diingat dan marketable. Nama pena yang tampak keren namun sulit diucapkan, sulit diingat, dan tidak enak didengar, akhirnya justru tidak marketable. Misalnya nama Dfeaux Braxton. Tampak keren karena nama Barat, tapi sulit diingat dan sulit diucapkan oleh masyarakat indonesia. Demikianlah beberapa rambu pembuatan dan penggunaan nama pena dari saya. Namun yang paling penting adalah isi dan kualitas tulisan anda. Sebagus apapun nama pena, jika isi dan kualitas tulisan anda berantakan, itu tidak akan menolong untuk menjadikan tulisan anda banyak dibaca dan disenangi orang. Jadi siapakah saya? Saya Cahyadi Takariawan. Baguskah nama itu? Emang gue pikirin 🙂 Saya ingin kedua orang tua saya bangga dengan nama yang mereka sematkan kepada saya. Tak akan saya menggantinya. Continue Reading Saya baru-baru ini membaca buku Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah. Ia adalah buku esai Korea tema perkembangan diri yang ditulis oleh Kwon saya, penulis buku tersebut memiliki nama pena yang bagus. Ditambah lagi nama penanya mudah samping itu, isi bukunya juga bagus dan sangat relate bagi saya. Di situ lah saya tertarik ingin mengangkat judul lagi, setelah saya telisik, ternyata banyak juga penulis pemula yang kebingungan saat membuat nama wajar sih penulis pemula bingung menentukan nama pena. Apalagi nama penulis tersebut sudah sangat butuh nama yang berbeda untuk kemudian dicantumkan di dalam karya. Entah karya tulis dalam bentuk buku fisik maupun novel dalam artikel ini, saya ingin berbagi pengalaman saja kepada pembaca seputar nama pena, dari itu amati dengan baik artikel ini agar kalian dapat membuat nama pena aesthetic yang akan terus dikenang oleh pembaca sehingga mempunyai ciri itu nama pena?Sederhananya, nama pena adalah nama samaran yang terletak pada buku atau novel. Biasanya, ia berada di cover depan menggunakan nama pena, boleh mengenakan nama asli lalu dikulik sedikit, maupun real nama samaran. Boleh juga mencantumkan gelar akademik, hingga panggilan nama pena perlu? Perlu. Sebab, dunia penulis atau pengarang kini sudah seperti di zaman penyair Mary Shelley yang saya tonton pada film Mary Shelley 2017, dunia penulis masih monoton pada saat membuat nama pena yang bagusAda beberapa poin yang akan saya sampaikan dalam membikin nama berdasar pada pengalaman pribadi dan pengalaman teman-teman saya di dunia tulis poin-poin penting dalam membuat nama nama pena lebih pendekJika tujuan utamanya agar nama pena kalian mudah diingat pembaca, buatlah sependek mungkin. Minimal dua memang dua kata aja sih. Meski, ini tidak ada aturan baku penulis beken seperti Tere Liye, Dee Lestari, dan Raditya Dika, nama pena mereka sependek sebaiknya tiru lah enak dilihatEnak dilihat, maksudnya enak dibaca lah nama saya "Muhammad Ridwansyah". Berhubung sudah banyak orang yang memakai nama tersebut, saya buat begini aja Ridwansyah nama panggilan juga sebenarnya tidak nama kalian "Anisa Isabella" menjadi "Icha Bella". Saya kira itu seunik mungkinUnik dalam arti berbeda dengan penulis karena itu, sebelum menentukan nama pena, sebaiknya searching dulu; apakah sudah ada penulis lain yang menggunakan nama pena yang hendak kita sematkan nama pena yang terbilang unik seperti, Boy Candra dan Dee pena sesuai genre novel yang dikuasaiUntuk menyederhanakan poin ini, katakan lah kalian menguasai novel fiksi sejarah, maka ambil nama pena dari hal-hal yang berbau sejarah. Ambil nama belakangnya Andri Adven. Adven diambil dari kara "Adventurer" yang artinya petualang. Sebab, Andri adalah penulis fiksi sejarah yang bercerita tentang dari istilah-istilah asing atau dari diksiSaya pernah melihat ada penulis yang bernama "Anzani Aurora" dan ia mengambil nama pena tersebut karena suka dengan nama "Aurora".Dari diksi-diksi juga bisa kalian ambil. Diksi yang selama ini orang tidak tahu artinya apa. Di kamus banyak kok, cari aja!Mengapa penulis harus membikin nama pena?Setidaknya, saya merangkum tiga alasan mengapa banyak penulis menggunakan nama samaran atau anonim. Berikut di antaranyaMenyamarkan identitasTerutama penulis yang isi novel atau isi bukunya mengarah ke hal-hal mereka membikin nama pena agar identitasnya tidak diketahui oleh banyak pembaca. Karena, baginya, itu riskan nanti terjadi kontoversi dan merambah ke keluarga dan orang lengkap terlalu panjangSedikit saja saya temui penulis yang mengenakan nama asli di dalam karyanya. Dan saya kira, nama asli lebih mending daripada nama yang terlalu mungkin rasanya nama yang memuat 5 kata ditulis di depan cover buku miliknya. Jadi, dibikin pendek kesamaan dengan penulis lainIni sih pentingnya membuat nama pena. Yakni, agar karya yang kita bikin benar-benar kalau ada kesamaan nama pena, agak kikuk aja.

apa itu nama pena